POMPA ANGGUK ; MENGANGGUK-ANGGUK MINYAK DITEGUK

POMPA ANGGUK ; Kekayaan Negeri Chan-Pi

Begitulah, kerja yang monoton ini musti dilakoni sang pompa. Jelas saja minyak bumi yang diambil dari perut bumi hasil dari fosil-fosil purba jutaan tahun lalu. Sekali lagi, beliau berfungsi nyedotin minyak dari perut bumi, lalu disalurkan menuju stasiun pengumpul dan dari stasiun pengumpul disalurkan lagi via pipa-pipa yang lebih besar menuju stasiun akhir dengan tangki-tangki… SuueeperrR gede alias tangki raksasa alias tangki ‘besak nian’. :-)

Minyak Bumi dalam bahasa Inggris disebut: petroleum, dari bahasa latin petrus – karang dan oleum – minyak, ia dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terutama terdiri dari campuran yang sangat kompleks senyawa - senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa - senyawa organik yang mengandung unsur karbon dan hidrogen.

Nah, kemudian kanti-kanti a.k.a warga bumi diseluruh jagat raya inilah yang pada akhirnya pemakai terbesar hasil olahan minyak bumi. Kalau tiada avtur (bahan pesawat terbang) niscaya kanti dan sodara sekalian pabila ke Jakarta masih menempuh dengan jalan darat. Atau “nganyut” via Batanghari trus ke Selat Berhala trus ditiup angin Muson hingga ke Singapore, Hlaaah! :-)

Menurut si bule Elsbeth Locher-Scolthen dalam bukunya Kesultanan Sumatera dan Negara Kolonial hal 256 menyebutkan bahwa Penambangan minyak di Jambi akhirnya dilaksanakan setelah prosedur bertele-tele pada tahun 1920-an, lewat sebuah kemitraan Negara-swasta: Perusahaan Minyak Hindia Timur Belanda. Jaringan pipa pertama yang mengalirkan minyak dari Jambi ke Palembang dibuka pada tahun 1923. Hmm, tenyata lumayan kaya negeri Tanah Pilih Peseko Betuah ini, kanti.

Jika melihat sejarah besar tentang perminyakan dan pertambangan di Indonesia maka pada pertengahan abad ke-19, Corps of the Mining Engineers, suatu institusi Belanda, telah melaporkan penemuan minyak pada dekade 1850-an, antara lain di Karawang (1850), Semarang (1853), Kalimantan Barat (1957), Palembang (1858), Rembang dan Bojonegoro (1858), Surabaya dan Lamongan (1858). Temuan minyak terus berlanjut pada dekade berikutnya, antara lain di daerah Demak (1862), Muara Enim (1864), Purbalingga (1864) dan Madura (1866).

Berdasarkan temuan rembesan minyak dari lapisan batuan tersier yang tersingkap ke permukaan di daerah Majalengka, daerah di lereng Gunung Ciremai sebelah barat daya kota Cirebon, Jawa Barat itu. J. Reerink, seorang Belanda, lalu melakukan pengeboran minyak pertama di Indonesia pada tahun 1871. Pengeboran pertama ini memanfaatkan tenaga hewan lembu. Total sumur yang dibor sebanyak empat sumur, dan menghasilkan 6000 liter minyak bumi yang merupakan produksi minyak bumi pertama di Indonesia. Ckckck…

Nah keberhasilan J. Reerink menemukan minyak, meskipun secara keekonomian tidak komersial, menjadi tonggak berkembangnya pemboran minyak di Indonesia. Selama periode 1882 – 1898, telah dilakukan pemboran di daerah-daerah lainnya seperti di Langkat (Sumatra Utara), Surabaya (Jatim), Kutai (Kaltim) dan Palembang (Sumsel). Era ini disebut juga era pionir, sekaligus sebagai awal pengelolaan minyak bumi secara sistematis melalui badan usaha, yang menjadi cikal bakal perusahaan minyak Belanda.

Di Sumatra Selatan, eksplorasi produksi dimotori oleh Dominicus Antonius Josephin Kessler dan Jan Willem Ijzerman. Mereka berdua mendirikan Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij (NIEM) pada tahun 1895, untuk mengelola konsesi yang ada di daerah Banyuasin dan JAMBI.

Baiklah kanti dan sanak semuanya, BACKT TO OUR TOPIC!...

Sedikit gambaran cara kerja dari POMPA ANGGUK / Sucked Rod Pump ( didaerah Kenali Asam, Bajubang dan Tempino disebut Bor-an alias sumur bor):
Sumur dengan pompa angguk ini untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan dengan memasang Pompa Plunger (hah, apo dio tuh?) yang dipasang di dalam sumur. Trus, Plunger dihubungkan dengan Batang isap (sucker rod) ke permukaan yang digerakkan oleh Pompa Unit yang menggunakan tenaga penggerak dari motor. Nah, kira2 begitulah.
Ohya, ada kebanggan sanak bahwa kilang minyak di Kenali Asam (letaknya beberapa kilo dari pusat kota, ga jauh kok) Jreng..Jreng..Jreng… Menjadi pusat pengisian minyak pesawat terbang Indonesia yakni Pesawat Catalina RI 005 yang disewa rakyat Jambi dari orang Australi- Wuih jaman ntu wong Jambi bisa sewa pesawat, masbro!, Dan bahkan pesawat legendaris Dakota C-47 (RI-001 Seulawah) sumbangan rakyat Aceh itu pernah singgah ke Jambi tahun 1948, untuk mengisi BBM. Pesawat itu membawa serta para pemimpin Republik ini. Bukankah, ini merupakan bukti kontribusi dan perjuangan rakyat Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan tanah air?
Hmm, kini kanti bisa liat bangkai pesawat RI 005 nongkrong di halaman Museum Perjuangan Rakyat Jambi di kawasan Broni.

Anyway busway…Singkat cerita, demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi pada tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMIN DAN PN PERTAMIN dilebur menjadi PN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI dan GAS BUMI NASIONAL ( PN PERTAMINA ). Kalo sekarang bernama PT PERTAMINA.
Pompa Angguk Mengangguk-angguk, sampai kapan?
(diolah dari berbagai sumber)

by: Jakoz, Pabrik Oleh-oleh Berbumbu Jambi; Oleh-oleh Khas Jambi

Komentar